Minggu, 03 Oktober 2021

Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia



Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan yang maksimal bagi perusahaan, karyawan, dan masyarakat.


Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam manajemen sumber daya manusia ada tiga pedekatan yang dapat dilakukan, yaitu:


1). Pendekatan Mekanis

Pendekatan mekanis atau biasa disebut mekanisasi merupakan penggantian fungsi tenaga kerja dari manusia dengan tenaga mesin dalam menyelesaikan pekerjaan. Pendekatan ini biasanya dengan pertimbangan efektivitas, ekonomis, dan produktivitas yang lebih tinggi. Pendekatan mekanis menekankan analisis pada spesialisasi, standarisasi, produktivitas dan memandang manusia sama dengan mesin. Spesialisasi merujuk pada pekerjaan mesin yang spesifik pada pekerjaan tertentu, standarisasi merujuk pada pekerjaan mesin lebih seragam atau terstandar dibandingkan manusia, produktivitas merujuk pada mesin yang dapat berproduksi lebih banyak dibandingkan manusia. Sehingga manajer selalu membandingkan antara manusia dengan mesin adalah sama, maka dalam pemilihan tenaga kerja manusia atau tenaga kerja mesin, manajer tinggal memperhatikan spesifikasi pekerjaan, kemudian mempertimbangkan penggunaan manusia atau mesin.

Contohnya: salah satu contoh pekerjaan yang dapat digantikan dengan mesin adalah kasir. Beberapa toko besar di AS dan negara-negara Barat lainnya sudah menyediakan sebuah mesin khusus untuk layanan mandiri para pembelinya. Nantinya, para pembeli bisa memindai dan melakukan pembayaran secara mandiri melalui mesin tersebut. Mesin ini dinilai lebih efesien dan bisa menambah keuntungan bagi minimarket yang menggunakannya.


2). Pendekatan Paternalisme

Pendekatan paternalistis merupakan pendekatan dimana manajer berperilaku sebagai seorang ayah dalam mengarahkan bawahannya. Bawahan memperoleh perlakuan yang sangat baik, dimana fasilitas diberikan tanpa pertimbangan matang atas urgensi dari fasilitas tersebut.

Contohnya: karyawan diberikan pinjaman uang, atau pendirian toko karyawan yang memungkinkan karyawan dapat membeli secara kredit di toko tersebut.


3). Pendekatan Sistem Sosial.

Pendekatan sistem sosial merupakan pendekatan yang memandang bahwa perusahaan merupakan organisasi yang memiliki sistem yang kompleks, dan organisasi yang berjalan di lingkungan yang kompleks juga. Manajer harus mengetahui bahwa tujuan perusahaan akan tercapai secara maksimal jika terjalin hubungan yang harmonis antara seluruh atasan dan bawahan, serta terjalin kerjasama antara sesama karyawan. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa seluruh komponen perusahaan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Sehingga interaksi dan kerjasama antara seluruh anggota dalam perusahaan sangatlah penting baik itu pemilik, para manajer dan para staf.

Contohnya: suatu organisasi mengadakan kegiatan besar di lingkungannya. Ketua dan anggotanya saling bekerja sama demi lancarnya acara tersebut. Ketua organisasi ikut terjun dalam persiapan, selama acara hingga selesainya acara. Sebagai ketua organisasi dia tidak malu melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil dan anggotanya juga tidak sungkan meminta bantuan ketuanya.



Referensi:

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-manajemen-sumber-daya-manusia/

https://www.google.com/amp/s/nationalgeographic.grid.id/amp/13287730/pekerjaan-manusia-yang-terancam-punah-digantikan-mesin

https://www.google.co.id/books/edition/MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MANUSIA/oSuFDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=3+pendekatan+msdm&pg=PA7&printsec=frontcover

http://nananasyatus.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html


Sabtu, 07 Desember 2019

Pembangunan Koperasi



JUDUL JURNAL 1

Analisis Perkembangan, Kinerja, dan Daya Saing Koperasi Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi

Nama Penulis:
1. Lestari Agusalim
2. Muhamad Karim
3. Yaddarabullah

Alamat Institusi:
Universitas Trilogi

Alamat Email:
1. lestariagusalim@trilogi.ac.id
2. karimlaode1971@rtilogi.ac.id
3. yaddarabullah@trilogi.ac.id

JUDUL JURNAL 2

Perkembangan Ekonomi Koperasi di Indonesia

Nama Penulis:
1. Camelia Fanny Sitepu
2. Hasyim

Alamat Institusi:
Universitas Negeri Medan

Alamat Email:
1. cameliasitepu40@gmail.com
2. mashasyim4@gmail.com

Ditulis ulang oleh:
1. Deby Septiyani (21218703)
2. Haidar Faqih F (23218012)
3. Marliana Susanti (23218998)
4. Rafidah Ramadhanty (25218767)
5. Shela Annisa (26218661)

Kelas 2EB21 Universitas Gunadarma




Atau bisa download di sini 

Rabu, 24 Juli 2019

Apa Saja Kebijakan yang Perlu Diterapkan dalam Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor Industri?

Pengertian Industri

Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya.

Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industri. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.


Peran Industri dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi suatu bangsa merupakan pilar penting bagi terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang. Karena jika pembangunan ekonomi suatu bangsa berhasil, maka bidang-bidang lain seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan lainnya sangat terbantu.

Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sektor). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat. Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat.

Peran industri tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara “vertikal” semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara “horizontal” semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.


Kebijakan-Kebijakan dalam Sektor Industri

Kebijakan ekonomi merupakan seperangkat perencanaan yang mengacu pada tindakan, pernyataan, dan pengaturan yang dibuat dalam mengambil keputusan di bidang ekonomi  dan  menyangkut kepentingan umum.

Kebijakan industri sangat dibutuhkan dalam dunia perekonomian karena kebijakan merupakan suatu arahan jangka menengah maupun jangka panjang dalam rangka mempercepat proses industrialisasi untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional sekaligus mengantisipasi dampak negatif globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia dan perkembangan di masa yang akan datang.

Berikut kebijakan-kebijakan yang diperlukan dalam sektor industri.

  1. Pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional nasional, global dan mampu menghasilkan nilai tambah tinggi.
  2. Pengembangan IKM dan Industri Mikro (Industri Rumah Tangga), perlu didorong dan dibina, menjadi usaha yang makin berkembang dan maju,sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
  3. Menggalakkan iklim yang sehat dalam berusaha bagi pelaku ekonomi (koperasi, usaha negara, usaha swasta) untuk menumbuhkan kegiatan usaha yang mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi.
  4. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecil formal yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunan infrastruktur, perijinan dan bantuan teknis.
  5. Meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk industri kehutanan, pertambangan, pertanian, dalam arti luas berikut industri turunannya.



Referensi

Sabtu, 20 Juli 2019

Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran


PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DI KOTA BANJARMASIN


Banjarmasin merupakan salah satu pintu gerbang kegiatan ekonomi nasional. Pulau yang terkenal dengan julukan pulau seribu sungai ini memiliki sebuah Bandar Pelabuhan besar dan sudah puluhan tahun menjadi pintu keluar masuk bagi kegiatan perekonomian Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan.

Kota Banjarmasin terletak pada 3°15′ sampai 3°22′ Lintang Selatan dan 114°32′ Bujur Timur. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito.


Penduduk Kota Banjarmasin

Dilihat dari segi suku bangsa, Mayoritas penduduk kota Banjarmasin berasal dari etnis Banjar (79,12%). Orang Banjar yang mendiami Kota Banjarmasin merupakan kelompok Banjar Kuala, namun di Kota Banjarmasin juga banyak terdapat orang Banjar Pahuluan yang berasal dari Banua Anam serta orang Banjar dari daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan.

Etnis berikutnya yang cukup mudah ditemui di kota Banjarmasin yaitu etnis Jawa (10,72%) dan Madura (2,42%). Orang Jawa di Banjarmasin tersebar di hampir semua kawasan dan umumnya telah membaur dengan orang Banjar, sedangkan orang Madura lebih mengelompok dengan mendiami beberapa kantong pemukiman Madura di Banjarmasin. Selain itu terdapat pula etnis Tionghoa, Arab, Dayak, Bugis, Sunda dan lain-lain.


Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarmasin

Kota Banjarmasin tumbuh dengan tidak terarah, kawasan pemukiman cenderung tumbuh padat mengikuti arah pusat perdagangan maupun pusat kegiatan publik lainnya seperti sekolah, perkantoran dan lain-lain. Terlepas dari kenaikan angka kelahiran, laju pertumbuhan peduduk kota Bnjarmasin di sebabkan karena kegiatan migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Kemudahan sistem di bidang informasi, komuniasi dan transportasi mendorong pergerakan masyarakat untuk melakukan perpindahan ke wilayah perkotaan.


Berikut ini grafik jumlah penduduk kota Banjarmasin.

Dari grafik diatas dapat di simpulkan bahwa jumah penduduk kota Banjarmasin setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk. Sehingga dapat diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk kota Banjarmasin akan mengalami peningkatan pula.

Perekonomian Kota Banjarmasin
Kehidupan masyarakat Banjarmasin sangat terpengaruh dengan pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. 

Pembangunan Sungai Barito menduduki tempat yang utama dalam tata kota Banjarmasin. Sungai Barito yang luas dan dalam, Sungai Martapura yang dapat dilayari kapal-kapal besar, dan bisa memuat kapal-kapal Samudera, dapat merapat hingga kota Banjarmasin yang terletak 22 km dari laut Jawa.

Ibu kota provinsi Kalimantan Selatan ini memiliki wilayah seluas 98,46 km persegi yang didominasi oleh delta sungai. Banjarmasin memiliki sekitar 25 pulau kecil, di antaranya pulau Tatas, pulau Kelayan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain-lain. Pulau-pulau ini tersebar di pesisir dan aliran sungai.
 
Sungai-sungai yang membelah kota Banjarmasin menjadi magnet ekonomi. Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 Banjarmasin memiliki 117 sungai. Pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai. Penataan kota Banjarmasin dengan penataan daratan pun mengikuti penataan sungai. Artinya penataan sungai di wilayah ini lebih didahulukan, baru penataan daratannya.

Berikut ini grafik pertumbuhan ekonomi kota Banjarmasin seri 2010.

Tingkat Pengangguran Kota Banjarmasin
Tingkat pengangguran terbuka kota Banjarmasin pada tahun 2015 mencapai angka 8.30 persen dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6.02 pesen, yang artinya pada tahun 2015 tingkat penganggran kota banjarmasin mengalami peningkatan sebesar 2.28 persen. 

Berikut grafik tingkat pengangguran terbuka kota Banjarmasin



Referensi